Kisah Abu Nawas | Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi
2. Abu Nawas
Mendemo Tuan Kadi
Pada suatu sore,
ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya. Ada dua orang tamu
datang ke rumahnya. Yang seorang adalah wanita tua penjual kahwa, sedang
satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir.
Wanita tua itu
berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir.
Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya
menutup kitab mereka.
"Sekarang
pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini
sambil membawa cangkul, penggali, kapak, dan martil serta batu."
Murid-murid Abu
Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan
mereka merasa yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan berada di pihak
yang benar.
Pada malam harinya
mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang
diminta oleh Abu Nawas.
Berkata Abu
Nawas,"Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak rumah Tuan
Kadi yang baru jadi."
"Hah? Merusak rumah Tuan
Kadi?" gumam semua muridnya keheranan.
"Apa?
Kalian jangan ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!" kata Abu Nawas menghapus keraguan
murid-muridnya. Barangsiapa yang mencegahmu, jangan kau
perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa yang bertanya,
katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barangsiapa yang hendak melempar
kalian, maka pukullah mereka dan lemparilah dengan batu."
Habis berkata
demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah rumah Tuan Kadi.
Laksana
demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi. Orang-orang
kampung merasa heran melihat kelakukan mereka. Lebih-lebih ketika tanpa
basa-basi lagi mereka langsung merusak rumah Tua Kadi. Orang-orang kampung itu
berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah
murid-murid Abu
Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah.
Melihat banyak orang merusak
rumahnya, Tuan Kadi segera keluar dan bertanya,"Siapa yang menyuruh kalian
merusak rumahku?"
Murid-murid itu
menjawab,"Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!"
Habis menjawab
begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan rumah Tuan Kadi
hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah.
Tuan Kadi hanya
bisa marah-marah karena tidak ada orang yang berani membelanya "Dasar Abu
Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada
Baginda."
Benar, esok
harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu Nawas dipanggil
menghadap Baginda.
Setelah Abu
Nawas menghadap Baginda, ia ditanya. "Hai Abu Nawas apa sebabnya kau
merusak rumah Kadi itu"
Abu Nawas
menjawab,"Wahai Tuanku, sebabnya ialah pada suatu malam hamba bermimpi,
bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu
tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus lagi.Ya, karena
mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi."
Baginda
berkata," Hai Abu Nawas, bolehkah hanya karena mimpi sebuah perintah
dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?"
Dengan tenang
Abu Nawas menjawab,"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini
Tuanku."
Mendengar
perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la terdiam seribu
bahasa.
"Hai Kadi benarkah kau
mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda.
Tapi Tuan Kadi
tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran karena takut.
"Abu Nawas!
Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti ini !"
perintah Baginda.
"Baiklah
...... "Abu Nawas tetap tenang. "Baginda.... beberapa hari yang lalu ada seorang
pemuda Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk berdagang sambil membawa
harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan
anak Tuan Kadi dengan mahar (mas kawin) sekian banyak. Ini hanya mimpi
Baginda. Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung mendatangi si
pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir itu tak
mau membayar mahar hanya karena mimpi. Nah, di sinilah terlihat
arogansi Tuan Kadi, ia ternyata merampas semua harta benda milik pemuda Mesir
sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan akhirnya
ditolong oleh wanita tua penjual kahwa."
Baginda terkejut
mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya seratus persen,
maka ia memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda Mesir. Pemuda
Mesir itu memang sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di depan istana,
jadi mudah saja bagi Abu Nawas memanggil pemuda itu ke
hadapan Baginda.
Berkata Baginda Raja,"Hai
anak Mesir ceritakanlah hal-ihwal dirimu sejak engkau datang ke
negeri ini."
Ternyata cerita
pemuda Mesir itu sama dengan cerita Abu Nawas. Bahkan pemuda itu juga
membawa saksi yaitu Pak Tua pemilik tempat kost dia menginap.
"Kurang
ajar! Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad moralnya."
Baginda sangat
murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya dirampas dan
diberikan kepada si pemuda Mesir.
Setelah perkara
selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu Nawas pulang ke
rumahnya. Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas.
Berkata Abu
Nawas,"Janganlah engkau memberiku barang sesuatupun kepadaku. Aku
tidak akan menerimanya sedikitpun jua."
Pemuda Mesir itu
betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke negeri Mesir ia
menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu kepada penduduk
Mesir sehingga nama Abu Nawas menjadi sangat terkenal.
Komentar
Posting Komentar