Kisah Abu Nawas | Tetap Bisa Cari Solusi
12. Tetap
Bisa Cari Solusi
Mimpi buruk yang dialami Baginda
Raja Harun Al Rasyid tadi malam menyebabkan Abu Nawas diusir dari
negeri Baghdad. Abu Nawas tidak berdaya. Bagaimana pun ia harus segera
menyingkir meninggalkan negeri Baghdad hanya karena mimpi. Masih jelas terngiang-ngiang
kata-kata Baginda Raja di telinga Abu Nawas.
"Tadi malam aku bermimpi
bertemu dengan seorang laki-laki tua. la mengenakan jubah putih. la
berkata bahwa negerinya akan ditimpa bencana bila orang yang bernama Abu Nawas
masih tetap tinggal di negeri ini. la harus diusir dari negeri ini sebab
orang itu membawa kesialan. ia boleh kembali ke negerinya dengan sarat tidak
boleh dengan berjalan kaki, berlari, merangkak, melompat-lompat, dan menunggang
keledai atau binatang tunggangan yang lain."
Dengan bekal yang diperkirakan
cukup Abu Nawas mulai meninggalkan rumah dan istrinya. Istri Abu Nawas
hanya bisa mengiringi kepergian suaminya dengan deraian air mata.
Sudah dua hari penuh Abu Nawas
mengendarai keledainya. Bekal yang dibawanya mulai menipis. Abu
Nawas tidak terlalu meresapi pengusiran dirinya dengan kesedihan yang terlalu
mendalam. Sebaliknya Abu Nawas merasa bertambah yakin bahwa Tuhan Yang
Maha Perkasa akan segera menotong keluar dari kesulitan yang sedang
melilit pikirannya. Bukankah tiada seorang teman pun yang lebih baik
daripada Allah SWT dalam saat-saat seperti itu?
Setelah beberapa hari Abu Nawas
berada di negeri orang, ia mulai diserang rasa rindu yang menyayat-nyayat
hatinya yang paling dalam. Rasa rindu itu makin lama makin menderu-deru seperti
dinginnya jamharir. Sulit untuk dibendung. Memang, tak ada jalan keluar yang
lebih baik daripada berpikir. Tetapi dengan akal apakah ia harus melepaskan
diri? Begitu tanya Abu Nawas dalam hati. Apakah aku akan meminta bantuan
orang lain dengan cara menggendongku dari negeri ini sampai ke istana
Baginda? Tidak! Tidak akan ada seorang pun yang sanggup melakukannya. Aku harus
bisa menolong diriku sendiri tanpa melibatkan orang lain.
Pada hari kesembilan belas Abu
Nawas menemukan cara lain yang tidak termasuk larangan Baginda Raja
Harun Al Rasyid. Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, Abu Nawas berangkat
menuju ke negerinya sendiri. Perasaan rindu dan senang menggumpal
menjadi satu. Kerinduan yang selama ini melecut-lecut semakin menggila
karena Abu Nawas tahu sudah semakin dekat dengan kampung halaman.
Mengetahui Abu Nawas bisa pulang
kembali, penduduk negeri gembira. Desasdesus tentang kembalinya Abu Nawas
segara menyebar secepat bau semerbak bunga yang menyerbu hidung.
Kabar kepulangan Abu Nawas juga
sampai ke telinga Baginda Harun Al Rasyid. Baginda juga merasa gembi
mendengar berita itu tetapi dengan alasan yang sama sekali berbeda. Rakyat
gembira melihat Abu Nawas pulang kembali, karena mereka mencintainya.
Sedangkan Baginda Raja gembira mendengar Abu Nawas pulang kembali karena
beliau merasa yakin kali ini pasti Abu Nawas tidak akan bisa mengelak dari
hukuman.
Namun Baginda amat kecewa dan
merasa terpukul melihat cara Abu Nawas pulang ke negerinya. Baginda sama
sekali tidak pernah membayangkan kalau Abu Nawas ternyata bergelayut di
bawah perut keledai. Sehingga Abu Nawas terlepas dari sangsi hukuman yang
akan dijatuhkan karena memang tidak bisa dikatakan teiah melanggar
larangan Baginda Raja. Karena Abu Nawas tidak mengendarai keledai.

Komentar
Posting Komentar