Kisah Abu Nawas | Membalas Perbuatan Raja
3. Membalas
Perbuatan Raja
Abu Nawas hanya
tertunduk sedih mendengarkan penuturan istrinya. Tadi pagi beberapa pekerja
kerajaan atas titah langsung Baginda Raja membongkar rumah dan terus
menggali tanpa bisa dicegah. Kata mereka tadi malam Baginda bermimpi bahwa
di bawah rumah Abu Nawas terpendam emas dan permata yang tak
ternilai harganya. Tetapi setelah mereka terus menggali ternyata emas dan permata
itu tidak ditemukan. Dan Baginda juga tidak meminta maaf kepada Abu
Nawas. Apabila mengganti kerugian. inilah yang membuat Abu Nawas memendam
dendam.
Lama Abu Nawas
memeras otak, namun belum juga ia menemukan muslihat untuk membalas
Baginda. Makanan yang dihidangkan oleh istrinya tidak dimakan karena
nafsu makannya lenyap. Malam pun tiba, namun Abu Nawas tetap tidak
beranjak. Keesokan hari Abu Nawas melihat lalat-lalat mulai menyerbu makanan
Abu Nawas yang sudah basi. la tiba-tiba tertawa riang.
"Tolong
ambilkan kain penutup untuk makananku dan sebatang besi." Abu Nawas berkata
kepada istrinya.
"Untuk apa?" tanya
istrinya heran.
"Membalas
Baginda Raja." kata Abu Nawas singkat. Dengan muka berseri-seri Abu Nawas
berangkat menuju istana. Setiba di istana Abu Nawas membungkuk hormat dan
berkata,
"Ampun
Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda hanya untuk mengadukan perlakuan
tamu-tamu yang tidak diundang. Mereka memasuki rumah hamba tanpa ijin dari
hamba dan berani memakan makanan hamba."
"Siapakah
tamu-tamu yang tidak diundang itu wahai Abu Nawas?" sergap Baginda kasar.
"Lalat-lalat
ini, Tuanku." kata Abu Nawas sambil membuka penutup piringnya.
"Kepada
siapa lagi kalau bukan kepada Baginda junjungan hamba, hamba mengadukan perlakuan yang
tidak adil ini."
"Lalu keadilan yang
bagaimana yang engkau inginkan dariku?"
"Hamba
hanya menginginkan ijin tertulis dari Baginda sendiri agar hamba bisa dengan leluasa
menghukum lalat-lalat itu." Baginda Raja tidak bisa mengelakkan diri
menotak permintaan Abu Nawas karena pada saat itu para menteri sedang
berkumpul di istana. Maka dengan terpaksa Baginda membuat surat ijin yang
isinya memperkenankan Abu Nawas memukul lalat-lalat itu di manapun mereka
hinggap.
Tanpa menunggu
perintah Abu Nawas mulai mengusir lalat-lalat di piringnya hingga mereka
terbang dan hinggap di sana sini. Dengan tongkat besi yang sudah sejak tadi
dibawanya dari rumah, Abu Nawas mulai mengejar dan memukuli
lalat-lalat itu. Ada yang hinggap di kaca.
Abu Nawas dengan
leluasa memukul kaca itu hingga hancur, kemudian vas bunga yang
indah, kemudian giliran patung hias sehingga sebagian dari istana dan perabotannya
remuk diterjang tongkat besi Abu Nawas. Bahkan Abu Nawas tidak merasa
malu memukul lalat yang kebetulan hinggap di tempayan Baginda
Raja.
Baginda Raja
tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyadari kekeliruan yang telah dilakukan
terhadap Abu Nawas dan keluarganya. Dan setelah merasa puas, Abu Nawas
mohon diri. Barang-barang kesayangan Baginda banyak yang hancur. Bukan
hanya itu saja, Baginda juga menanggung rasa malu. Kini ia sadar betapa
kelirunya berbuat semena-mena kepada Abu Nawas. Abu Nawas yang nampak lucu
dan sering menyenangkan orang itu ternyata bisa berubah menjadi garang
dan ganas serta mampu membalas dendam terhadap orang yang
mengusiknya.
Abu Nawas pulang
dengan perasaan lega. Istrinya pasti sedang menunggu di rumah
untuk mendengarkan cerita apa yang dibawa dari istana.
Komentar
Posting Komentar