Kisah Abu Nawas | Mengecoh Raja
4. Mengecoh Raja
Sejak peristiwa
penghancuran barang-barang di istana oleh Abu Nawas yang dilegalisir oleh
Baginda, sejak saat itu pula Baginda ingin menangkap Abu Nawas untuk
dijebloskan ke penjara.
Sudah menjadi
hukum bagi siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah Baginda, maka
tak disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman. Baginda tahu
Abu Nawas amat
takut kepada beruang. Suatu hari Baginda memerintahkan prajuritnya
menjemput Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al
Rasyid berburu beruang. Abu Nawas merasa takut dan gemetar tetapi ia tidak
berani menolak perintah Baginda.
Dalam perjalanan
menuju ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah berubah menjadi mendung.
Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat Abu Nawas
mendekati Baginda.
"Tahukah
mengapa engkau aku panggil?" tanya Baginda tanpa sedikit pun senyum di
wajahnya.
"Ampun Tuanku, hamba belum
tahu." kata Abu Nawas.
"Kau pasti
tahu bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Hutan masih jauh dari sini. Kau kuberi
kuda yang lamban. Sedangkan aku dan pengawal-pengawalku akan menunggang
kuda yang cepat. Nanti pada waktu santap siang kita berkumpul di
tempat peristirahatanku. Bila hujan turun kita harus menghindarinya
dengan cara kita masing-masing agar pakaian kita tetap kering. Sekarang kita
berpencar." Baginda menjelaskan.
Kemudian Baginda
dan rombongan mulai bergerak. Abu Nawas kini tahu Baginda akan
menjebaknya. la harus mancari akal. Dan ketika Abu Nawas sedang berpikir,
tiba-tiba hujan turun.
Begitu hujan
turun Baginda dan rombongan segera memacu kuda untuk mencapai tempat
perlindungan yang terdekat. Tetapi karena derasnya hujan, Baginda dan para
pengawalnya basah kuyup. Ketika santap siang tiba Baginda segera menuju
tempat peristirahatan. Belum sempat baju Baginda dan para pengawalnya
kering, Abu Nawas datang dengan menunggang kuda yang lamban. Baginda dan para
pengawal terperangah karena baju Abu Nawas tidak basah. Padahal dengan
kuda yang paling cepat pun tidak bisa mencapai tempat berlindung yang
paling dekat.
Pada hari kedua
Abu Nawas diberi kuda yang cepat yang kemarin ditunggangi Baginda Raja.
Kini Baginda dan para pengawal-pengawalnya mengendarai kuda-kuda yang lamban.
Setelah Abu Nawas dan rombongan kerajaan berpencar, hujan pun turun
seperti kemarin. Malah hujan hari ini lebih deras daripada
kemarin. Baginda
dan pengawalnya langsung basah kuyup karena kuda yang ditunggangi
tidak bisa berlari dengan kencang.
Ketika saat
bersantap siang tiba, Abu Nawas tiba di tempat peristirahatan lebih dahulu dari
Baginda dan pengawalnya. Abu Nawas menunggu Baginda Raja. Selang beberapa
saat Baginda dan para pengawalnya tiba dengan pakaian yang basah kuyup.
Melihat Abu Nawas dengan pakaian yang tetap kering Baginda jadi
penasaran.
Beliau tidak sanggup lagi menahan keingintahuan yang selama ini disembunyikan.
"Terus
terang begaimana caranya menghindari hujan, wahai Abu Nawas." tanya Baginda.
"Mudah Tuanku yang
mulia." kata Abu Nawas sambil tersenyum.
"Sedangkan
aku dengan kuda yang cepat tidak sanggup mencapai tempat berteduh
terdekat, apalagi dengan kuda yang lamban ini." kata Baginda.
"Hamba
sebenarnya tidak melarikan diri dari hujan.Tetapi begitu hujan turun hamba secepat
mungkin melepas pakaian hamba dan segera melipatnya, lalu mendudukinya.
Ini hamba lakukan sampai hujan berhenti." Diam-diam Baginda Raja mengakui
kecerdikan Abu Nawas.

Komentar
Posting Komentar