Kisah Abu Nawas | Pekerjaan Yang Mustahil
7. Pekerjaan
Yang Mustahil
Baginda baru
saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu
memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekatistananya.
Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal
yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa
lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu
tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di
negerinya.
Abu Nawas segera
dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu
Nawas dihadapkan, Baginda bersabda,
"Sanggupkah
engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat
negeriku?" tanya Baginda.
Abu Nawas tidak
langsung menjawab. la berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak
mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.
Akhirnya Abu
Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi permintaan dari
Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan.
Abu Nawas pulang
dengan hati masgul. Setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan
dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak ada hari
yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini.Tetapi pada
hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.
Keesokan harinya
Abu Nawas menuju istana. la menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana.
Dengan senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.
"Ampun Tuanku,
hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar
pekerjaan hamba nanti." kata Abu Nawas.
"Apa usul itu?"
"Hamba akan
memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang
kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi."
"Kalau hanya itu usulmu,
baiklah." kata Baginda.
"Satu lagi Baginda.....
" Abu Nawas menambahkan.
"Apa lagi?" tanya
Baginda.
"Hamba
mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan
langsung kepada para fakir miskin." kata Abu Nawas.
"Usulmu
kuterima." kata Baginda menyetujui.Abu Nawas pulang dengan perasaan riang
gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila waktunya
sudah tiba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda Raja.
Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu
Nawas sanggup.
Desas-desus
mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap
cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu
Nawas. Karena selama ini Abu Nawas belum pernah gagal melaksanakan
tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa
orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini.
Saat-saat yang
dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan untuk
melakukan salat Hari Raya Idul Qurban. Dan seusai salat, sepuluh sapi
sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada
fakir miskin.
Kini giliran Abu
Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan menuju
istana diikuti oleh rakyat. Sesampai di depan istana Abu Nawas bertanya
kepada Baginda Raja,
"Ampun Tuanku yang mulia,
apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?"
"Tidak ada." jawab
Baginda Raja singkat.
Kemudian Abu
Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. la berdiri sambil
memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu Benar.
Baginda Raja akhirnya tidak sabar.
"Abu Nawas, mengapa engkau
belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.
"Hamba sudah siap sejak tadi
Baginda." kata Abu Nawas.
"Apa
maksudmu engkau sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yang engkau
tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.
"Hamba
menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk
diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan memindahkan
istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titah Paduka."
Baginda Raja
Harun Al Rasyid terpana. Beliau tidak menyangka Abu Nawas masih bisa
keluar dari lubang jarum.
Komentar
Posting Komentar